BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan
zaman dan kemajuan teknologi di era globalisasi ini memacu kita untuk selalu
meningkatkan kualitas dan sumber daya manusianya hal ini sangat penting untuk
kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.tiap manusia bersaing untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya namun dalam jengjang untuk merai potensi
tersebut terkadang kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang kita sendiri
tidak menyadari adanya masalah tersebut perlu kita ketahui bahwa“Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan,masalah kadang kala hanya terlintas
apa yang ada dalam fikiran kita dan itu kita anggap sebagai masalah serius yang
perlu dan harus dipecahkan tapi terkadang kita tidak memikirkan bagaimana metodologi
pemecahannya.hal yang seperti ini yang memancing kita untuk melakukan yang
namanya penelitian dengan mencari fakta – fakta dan bukti – bukti
yang jelas dan teraarah sehingga alat dan instrument pengumpilan data sesuai
dengan penggunaan metode kita perlu mencurahkan lebih banyak waktu
untuk menentukan masalah penelitia tersebut baik dari mengidentifikasi
,pembatasan sampai pada perumusan masalah yang memiliki tujuan dan manfaat
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Masalah?
2.
Apa Identifikasi masalah?
3.
Bagaimana Batasan?
4.
Bagaimana Persoalan pokok?
5.
Bagaimana Merumuskan masalah?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah
Menurut Huber, bahwa suatu masalah aka nada jika terdapat
perbedaan antara situasi yang nyata dengan situasi yang diinginkan. Dalam hal
ini, ada dua jenis perbedaan yaitu perbedaan yang sesungguhnya dan perbedaan
yang dipersepsikan.
Menurut Ronny Hanitijo Soemitro, permasalahan adalah pernyataan
yang menunjukkan adanya jarak antara harapan dengan kenyataan, antara rencana
dengan pelaksanaan, antara das sollen dan das sain.sebagai contoh adalah
ketidaksesuaian antara tingkah laku dengan norma yang berlaku. Wujud dari jarak
antara das sollen dan das sain seringkali berupa ketimpangan, ketidak
sinambungan, kesenjangan, kelangkaan, kekurangan, kemacetan, ketidaktahuan dan
hal-hal semacam itu.
Suatu maslah yang dianggap baik untuk diangkat dalam suatu
penelitian adalah masalah yang memiliki nilai, yaitu nilai penelitihan,
meliliki fisibilitas dan sesuai dengan kualifikasi peneliti.
M. Burhan Bungin memberikan penjelasan mengenai pertimbangan
memilih masalah. Menurutnya, dalam penelitian kualitatif sama dengan penelitian
kuantitatif dimana peneliti meneliti beberapa pertimbangan penentuan suatu
topik dan masalah penelitian tertentu yang dapat diangkat menjadi masalah
penelitian. Dalam hal ini, ada dua pertimbangan bagi peneliti dalam memutuskan
suatu masalah untuk dijadikan masalah yang akan diteliti yaitupertimbangan
objektif dan subjektif. Peneliti harus menjawab dengan seksama terhadap kedua
pertimbangan ini agar dapat menghasilkan kualitas masalah yang layak diteliti.[1]
B. Identifikasi masalah
Identifikasi
masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor – faktor
yang berupa permasalahan.mengidentifikasi masalah – masalah penelitian bukan
sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu
karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting
atau signifikansi untuk dipecahkan.
Identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut
penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat
studi literatur atau lewat pengamatan lapangan. Beberapa hal yang dijadikan
sebagai sumber masalah adalah :
1. Bacaan.
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak
2. Pertemuan
Ilmiah.
Masalah dapat diperoleh melalui
pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan
sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang
memerlukan jawaban melalui penelitian.
3. Observasi(Pengamatan).
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar
4. Wawancara
dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat
mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang
sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket
kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan
masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk
mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan
adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat
faktor
diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian,
dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk
mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas.
Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan
masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumbersaja. Setelah
masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang
akan diangkat dalam suatu penelitian.
Identifikasi
masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan ruang lingkup masalah
tertentu dalam ruang lingkup masalah tersebut misalnya ditentukan
bahwa masalah tersebut dalam bidang pendidikan,kemudian dipilih sala satu
masalah sesuai dengan kemampuan peneliti baik dari segi pelaksanaan ataupun
kurikulumnya.
C. Pembatasan masalah
Pembatasan
masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah
diidentifikasikan .Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus
,lebih sederhana dan gejalanya akan lebih muda kita amati karna dengan
pembatasan masalah maka seorang peneliti akan lebih focus dan terarah sehingga
tau kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya .
Batasan
masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang
terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal
ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh
dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian
banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan
dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan
masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari
beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan
masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi
masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan
dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah
tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang
rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu
seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja
seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa
rendah).
Dapat
pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu
menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan
memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal,
dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja
(ketepatan waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar
melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak
menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding
waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari
hasil karya).
Pilihan
makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya:
1.
membatasi (memilih satu atau dua)
masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah
diidentifikasi).
2.
menegaskan pengertiannya.
3.
memaparkan data-data yang
memberikan gambaran lebih rinci.
D. Persoaalan Pokok dalam Perumusan Masalah
Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui dua tindakan, yaitu
mungkin mengubah situasi nyata atau mengubah situasi yang diinginkan. Mengubah
situasi nyata dalam banyak hal ialah meningkatkan kemampuan pengelolaan atau
pelaksanaan agar mendekati situasi yang diinginkan. Alternatif tindakan yang
lain adalah dengan mengubah situasi yang diinginkan atau mengubah kriteria.
Pilihan tindakan ini tidaklah muda dilakukan karena membawa implikasi perubahan
kebijakan yang mendasar. Ininilah merupakan definisi sederhana dari penelitian
kebijakan dengan menggunakan pemecahan masalah. Dengan pendekatan ini diyakini
bahwa perumusan masalah yang tepat dianggap sebagai langkah menentukan dalam
analisis kebijakan.
E. Perumusan Masalah
Tidak
ad acara yang baku dalam merumuskan suatu masalah penelitian. Namun, terdapat
karakteristik permasalahan yang dapat dipelajari agar rumusan masalah tersebut
menjadi lebih berdaya guna. Karakteristik permasalahan tersebut adalah:
1.
Masalah yang dirumuskan harus
mampu menggambarkan penguraian tentang gejala yang dimilikinya sebagai dan
bagaimana kaitannya antara gejala satu dengan gejala lainnya. Dalam tingkatan
yang lebih empiris, informasi yang menggambarkan masing-masing gejala dapat
dijadikan bahan untuk merumuskan masalah yang lebih umum. Rumusan masalah yang
sebenarnya harus merupakan penyimpulan dari keterkaitan antara gejala-gejala yang
dimaksudkan.
2.
Masalah harus dirumuskan secara
jelas dan tidak berarti dua. Artinya tidak ada maksud lain yang terkandung
selain bunyi masalahnya. Rumusan masalah harus dapat menerangkan dirinya
sendiri sehingga tidak diperlukan keterangan lain untuk menjelaskannya. Maslah
yang baik selalu dilingkupi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan
unsur akibat sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh.
3.
Maslah yang baik hendaknya dapat
memancing pembuktian secara empiris. Suatu masalah tidakhanya menggambarkan
hubungan antara gejala tetapi juga gejala-gejala tersebut dapat diukur dan
dinyataka dalam angka yang mampu menunjukkan keadaan makro dan bukan bersifat
kasus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
pembuatan suatu penelitian diperlukan pengidentifikasian masalah terlebih
dahulu yaitu pencarian dan pencatatan masalah kemudian setelah itu barulah
diadakan pembatasan masalah yaitu pemilihan masalah dari berbagai masalah yang
ada agar pembahasan lebih focus dilakukan setelah memperoleh batasan
masalah barulah mulai perumusan masalah,masalah yang dirumuskan harus jelas karena
dengan perumusan yang jelas diharapkan dapat mengetahui variabel apa yang akan
diukur untuk mencapai tujuan penelitian. Sehingga hasil yang kita peroleh bisa
membawa manfaat baik bagi peneliti ataupun bagi masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar